Jika dalam organisasi tingkat konfliknya rendah atau tidak ada konflik sama sekali (situasi A), tipe konfliknya adalah disfungsional, hal ini ditandai oleh karakteristik organisasi tersebut yng apatis, macet (stagnan), tidak responsif terhadap perubahan, dan kekurangan ide-idebaru. Situasi ini mengakibatkan kualitas pelayanan publik menjadi rendah. Hal ini sama akibatnya jika terjadi konflik yang tinggi dalam organisasi, seperti pada situasi C.
Keadaan yang diharapkan adalah sebagaimana dalam situasi B, yaitu tercapai suatu konflik optimal yang fungsional, yang ditandai oleh ciri-ciri organisasional yang viable, self-critical, dan innovative. Situasi ini menjadikan organisasi mencapai kualitas pelayanan publik yabg tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar