Pasar
monopoli (dari bahasa Yunani: monos, satu + polein, menjual) adalah suatu
bentuk pasar di mana hanya terdapat satu penjual yang menguasai pasar. Penentu
harga pada pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut sebagai
"monopolis".
Sebagai
penentu harga (price-maker), seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi
harga dengan cara menentukan jumlah barang yang akan diproduksi; semakin
sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut, begitu
pula sebaliknya. Walaupun demikian, penjual juga memiliki suatu keterbatasan
dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga terlalu mahal, maka orang akan
menunda pembelian atau berusaha mencari atau membuat barang subtitusi
(pengganti) produk tersebut atau —lebih buruk lagi— mencarinya di pasar gelap
(black market).
Ciri-ciri
dari pasar monopoli:
1. hanya ada satu produsen yang menguasai
penawaran
2. tidak ada barang subtitusi/pengganti yang
mirip (close substitute)
3. produsen memiliki kekuatan menetukan harga
4. tidak ada pengusaha lain yang memasuki
pasar tersebut karena ada hambatan
Akibat yang
mungkin ditimbulkan dengan adanya pemberlakuan monopoli terhadap perekonomian,
kita dapat melihat dari segi:
Segi Positif
:
- Memotivasi penggunaan dan inovasi baru dari teknologi, dengan tujuan biaya per unit dapat ditekan sehingga keuntungan dapat ditingkatkan.
- Meningkatkan produksi secara masal dan meningkatkan produktivitas, sehingga status sebagai pemegang monopoli dapat dipertahankan.
- Kesejahteraan karyawan relatif lebih baik.
- Aktivitas dan kreativitas bagian penelitian dan pengembangan perusahaan lebih diperhatikan.
Segi Negatif :
- Ketidakadilan, karena monopoli memperoleh keuntungan di atas keuntungan normal.
- Jumlah produksi ditentukan oleh monopolis sesuai dengan keuntungan yang ingin diperolehnya.
- Memproduksi output pada tingkat lebih rendah dari pada output kompetitif (yang sesuai dengan permintaan konsumen).
- Mengenakan harga lebih tinggi dari pada harga kompetitif.
- Terjadi eksploitasi monopolis terhadap pemilik faktor produksi dan konsumen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar